KURIKULUM 2013 (2)

Penulis: Tami Kemala Hari: Kamis, 04 Desember 2014 Jam: 5:29:00 PM Label:

Hari senin sudah masuk UAS 1 tertulis yah??? Sudah siap????? HARUS!!!!
Lalu bagaimana pelaksanaan Kurtilas selama satu semseter ini di sekolah Bapak/Ibu/teman-teman semua? Apa yang bisa disimpulkan? Lancar?? Bebas hambatan?? Heheeheee

Kali ini saya akan menuliskan apa yang bisa saya simpulkan dari pelaksanaan Kurtilas selama satu semester ini. Ini berdasarkan pengalaman saya loh yaaa

Yang namanya kurikulum, dari zaman baheula tidak ada yang salah. Konsep kurikulum pasti bagus karena sudah digodok sedemikian rupa oleh para ahli. Lalu mengapa "usia" kurikulum tidak ada yang panjang? Di mana letak kesalahannya sehingga kurikulum sering diganti? Pasti alasannya demi perbaikan. Sebenarnya, tujuan kurikulum dari tahun ke tahun juga hampir sama kan? Apakah tidak sebaiknya yang diperbaiki atau lebih tepatnya ditingkatkan adalah pelaksaannya di lapangan?? Peningkatan kualitas para pelaksana kurikulum mungkin........ hehee itu menurut saya,,,,yang tidak tahu apa-apa..

Kalau sebelum-sebelumnya, perubahan kurikulum tidak terlalu drastis dan bermasalah. Namun, Perubahan KTSP ke Kurtilas ini agaknya berbeda. Banyak masalah yang saya temui hingga detik ini. Ini saya tulis masalah-masalahnya yaaaaahhh... Ini masalah saya lohh....mungkin Anda tidak menemukan masalah ini...dan semoga saja tidak menemukan


1.  Buku siswa dan buku guru

Kalau masalah yang satu ini sih sepertinya bukan hanya saya yang mengalaminya, melainkan sudah menjadi masalah nasional..hehee... Seperti kita tahu, pendistribusian buku guru dan buku siswa sangat sangat sangat bermasalah. Apakah sampai saat ini sudah ada sekolah (khususnya SD) yang sudah menerima buku semester 1 lengkap?? Kalaupun ada saya yakin hanya sebagian kecil sekolah. Lha yang sebgian besar???? BELUM. Pendistribusian buku memang sudah dilakukan tapi sangat tidak merata. Ada sekolah yang sama sekali belum menerima buku, ada yang baru Tema 1 dan 2, baru Tema 3 dan 4, baru Tema 4 dan 5, dsb. Untuk wilayah kecamatan kami baru menerima Tema 4 dan 5 itu pun baru kami terima tanggal 26 November 2014, di mana pembelajaran Tema 5 sudah hampir selesai.

Ketika sekolah-sekolah belum menerima buku sampai akhir semester, mengapa banyak buku Kurtilas dijual bebas untuk umum di toko-toko buku??

Salah satu muridku punya buku lengkap dengan harga di pasaran hampir 2x lipat

2. Alokasi waktu

Saat masih diberlakukannya KTSP, sekolah punya kebijakan untuk mengembangkan sendiri kurikulum dengan maksud dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungan. Untuk alokasi waktu pembelajaran bisa diutak-atik sendiri sesuai kebutuhan. Jadi, alokasi waktu dibuat berdasarkan keluasan dan kedalaman materi. Materi yang sekiranya butuh waktu lama untuk pembelajaran tentu akan dibuatkan alokasi waktu yang lebih banyak pula dibandingkan materi yang lain.


Berbeda dengan KTSP, Kurtilas tidak mengenal alokasi waktu dalam pembelajaran. Dalam teorinya memang sudah dialokasikan waktu untuk tiap-tiap muatan pelajaran. Namun, dalam pelaksanaannya saya cukup bingung.

Saya ambil contoh muatan IPS alokasinya 3 JP per minggu. Pada kelas IV Tema 5 "Pahlawanku" Subtema 2, muatan IPS ada di PB 1 - 6. Nah lo.....apa mungkin 3 JP itu dibagi menjadi 6 PB???






klik untuk memperbesar gambar

Ada lagi, muatan matematika kelas IV Tema 4 (saya lupa subtema berapa) dalam satu pembelajaran ada empat materi pokok, yakni keliling persegi, luas persegi, keliling persegi panjang, dan luas persegi panjang. Apa mungkin dalam satu hari membahas empat materi pokok tersebut?? sedangkan masih ada muatan lain yang sudah menjadi satu paket tema dalam PB tersebut.

Satu lagi, muatan matematika kelas V Tema 1 Subtema 1. Dalam satu PB harus membahas mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran dan sebaliknya, mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan sebaliknya, mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan sebaliknya. Apa gak mumet tuh siswa dalam satu hari belajar matematika tok dengan materi segitu banyaknya?? Muatan yang lain bagaimana??

Ini kalau diterapkan di desa loh yah...kalau di daerah perkotaan barangkali bisa ya gak tahu juga..hehee.....

3. Materi tidak bisa diulang

Seperti kita tahu, bahwa dalam Kurtilas ini setiap tema dibagi ke dalam Subtema, dan Subtema dibagi ke dalam Pembelajaran (PB). Setiap PB terdiri dari 3-4 muatan pelajaran. Satu PB harus dilaksanakan satu hari penuh. Jadi, dengan kata lain PB 1 tidak bisa diulang kembali di PB 2, dan seterusnya. (Bener gak kata-kata saya?). Kalau misal diulang kembali, alhasil materi di PB berikutnya akan tercecer.


Kaitannya dengan permasalahan yang saya tulis di nomor 2 di atas. Misal, pembahasan materi keliling persegi, luas persegi, keliling persegi panjang, dan luas persegi panjang itu harus cukup dalam satu PB (terlalu memaksa). Kalau tidak cukup waktunya bagaimana?? Ya harus dicukup-cukupkan karena PB berikutnya sudah lain lagi pembahasannya...hahaaa... Kalau siswa belum paham dengan materi tersebut?? Entahlah........ lagi-lagi pasti dikembalikan --> itu tugas guru! 


4. Penilaian

Nah....yang satu ini sepertinya menjadi keluhan banyak guru. Mengapa?? Banyak yang mengatakan bahwa penilaian kurtilas sangat sangat ribet.. Kok bisa???
Penilaian dalam kurtilas dilakukan pada empat aspek, yakni sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Saat saya kuliah, diajarkan bahwa penilaian dalam pembelajaran mencakup tiga ranah, yaitu afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan). Jadi, dapat saya simpulkan sebenarnya ke-empat penilaian dalam kurtilas ini sudah ada pada kurikulum sebelumnya. Siswa 'kan dinilai tidak hanya dari hasil belajar, melainkan proses pembelajaran juga dinilai. Nah itulah "sikap". Hanya saja, pada KTSP belum terlalu ditekankan untuk penilaian sikap (spiritual dan sosial) sehingga hanya dilakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan. Jadi, penilaian sikap ujug-ujug muncul di buku rapor dengan nilai A, B, atau C yang entah dari mana asal-usulnya...hehehee... Kalau nilai pengetahuan dan keterampilan sudah berupa angka yang tentu ada asal-usulnya.

Yang banyak dikeluhkan lagi masalah penilaian, yakni tidak dimunculkannya nilai berupa angka di rapor siswa. Penilaian yang cukup rumit, mungkin bisa dikatakan sangat rumit bagi sebagian pihak karena banyak angka-angka bertebaran di buku daftar nilai, ehhh di rapor malah tidak dimunculkan. Ya....karena dalam kurtilas ini hasil belajar siswa selama satu semester bukan lagi ditulis dalam bentuk angka melainkan ditulis dalam bentuk deskripsi. Jadi, nanti wali murid harus membaca kalimat-kalimat panjang untuk mengetahui hasil belajar anaknya. Kalau di daerah perkotaan sih mungkin tidak terlalu bermasalah untuk hal ini. Lhah untuk daerah lain??
Ini hanya persepsi saya....semoga saat penerimaan rapor nanti hal seperti ini tidak ditemukan 


Cukup sekian saja coretan saya kali ini. 
Mohon maaf kalau ada coretan yang kurang berkenan . Ini pengalaman saya loh yaaaa......

Mari siap-siap mengolah nilai UAS dan mengisi rapor




+ Komentar Pengunjung Catatan Tami + 1 Komentar Pengunjung Catatan Tami

28 Maret 2019 pukul 15.19

Haloo teman, sekarang sangat mudah menonton drama korea di hp anda, download sekarang juga aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay gratis. MYDRAKOR banyak pilihan film drama korea terbaru dan terbaik yang tidak akan ketinggalan untuk di tonton, MYDRAKOR jadi pilihan terbaik streaming film drama korea.

https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main

https://www.inflixer.com/

Terima kasih MyDrakor atas Komentarnya di KURIKULUM 2013 (2)